Kata Pioneer Ini, Pi Network Bukan Kripto Klasik Tapi Cryptocurrency Valuta

- Jumat, 26 Mei 2023 | 11:26 WIB
Ilustrasi Pi Network. Foto dok (Beritabulukumba.com)
Ilustrasi Pi Network. Foto dok (Beritabulukumba.com)

Bulukumba, Beritabulukumba.com - Apa itu Pi Network?, yang saat ini menjadi viral di dunia cryptocurrency.

Sebagian menilai bahwa Pi Network adalah mata uang digital baru atau kripto baru.

Tak jauh beda dengan Bitcoin, Ethereum atau Doge. Namun, hal itu dibantah oleh seorang Pioneer bernama Pris Ignatius Neko.

Baca Juga: Apa Itu Floki, Kripto Baru yang Listing Lebih Dulu dari Pi Network

Dalam unggahannya, Pris Ignatius Neko menyebut bahwa Pi adalah jenis crypto valuta (mata uang).

Menurutnya Pi Network bukan jenis Crypto klasik atau komoditi (asset).

"Banyak yang beranggapan Pi adalah komoditi atau Digital Asset seperti BTC, Eth, Doge dan lainnya," tulisnya dikutip dari postingan Facebook, Jumat (26/5/2023).

Baca Juga: Sebelum Open Mainnet, Stabilitas dan Keamanan Pi Network Dipermantap

Dia menjelaskan bahwa tak sedikit yang belum paham tentang apa alasan Pi diciptakan dan fungsi utama untuk apa.

Kemunculan sebuah valuta atau mata uang baru maka tidak mengenal istilah supply and demand (permintaan dan Penawaran) untuk membuatnya bernilai.

Istilah yang tepat adalah berapa jumlah uang yang beredar akan ambil.

"Contoh Mata Uang EURO awal kemunculan adl 1 Januari 1999 dan aktif ditrading-kan atau digunakan 1 Januari 2002. Artinya butuh 3 tahun untuk mempersiapkan ekositem yang mau menggunakan Mata Uang EURO," katanya.

Dia mengatakan bahwa dalam sejarah UERO digunakan oleh hanya 19 negara UNI EROPA dan Total Uang yang beredar adalah 1,3 Triliun EURO dan menghasilkan Nilai (1EURO=1,5$).

"Dari penjelasan diatas kita sekarang sudah belajar Mata uang Pi yg beredar sekarang masih sangat sangat kecil, dibandingkan Mata Uang EURO saja yg digunakan oleh 19 negara Uni Eropa membutuhkan 1,3Triliun (1.300millyar) untuk diedarkan dan membuat nilai 1EURO =1,5$ lalu Bagaimana dengan Pi yg saat ini saja sudah dibutuhkan oleh 230 negara untuk DIEDARKAN," tambahnya.

Halaman:

Editor: Jabbar Bahring

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X