Raja Haji Ahmad, Pahlawan Nasional Keturunan Bugis yang Dikenang Google

- Sabtu, 5 November 2022 | 00:41 WIB
Raja Haji Ahmad, Pahlawan Nasional Keturunan Bugis yang Muncul di Doodle Google (Beritabulukumba.com)
Raja Haji Ahmad, Pahlawan Nasional Keturunan Bugis yang Muncul di Doodle Google (Beritabulukumba.com)

Jakarta, Beritabulukumba.com - Salah seorang tokoh keturunan Bugis-Melayu, Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad, menjadi tema halaman utama mesin pencari raksasa Google.

Tampilan halaman utama Google Indonesia menampilkan doodle Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad hari ini, Sabtu (5/11/2022).

Hari ini adalah ulang tahun penganugerahan Pahlawan Nasional kepada Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad, yakni pada 5 November 2004 silam.

Baca Juga: Fenomena Gerhana Total Bakal Terjadi, Berikut Daerah-daerah yang Akan Melihatnya

Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad adalah seorang sejarawan, cendekiawan, dan penulis terkenal yang memimpin kebangkitan sastra dan budaya Melayu pada abad ke-19.

Memang, Raja Ali lahir dari ketrunan Bugis-Melayu pada tahun 1809 dari keluarga ulama.

Ketika dia masih muda, keluarganya hijrah ke Pulau Penyengat. Ia belajar dengan ulama terkenal dari Kesultanan Riau-Lingga dan diakui sebagai siswa yang berbakat.

Baca Juga: Pemerintah Anugerahkan 5 Pahlawan Nasional, Diantaranya HR Soeharto dan H Salahuddin

Sebagai seorang remaja, Raja Ali menemani ayahnya dalam misi ke Jakarta, serta ziarah ke Mekah. Keduanya adalah bangsawan Riau pertama yang mencapai prestasi ini.

Ketika berusia 32 tahun, Raja Ali menjadi bupati bersama Sultan muda dan akhirnya dipromosikan menjadi penasehat agama.

Dalam peran ini, ia mulai menulis tentang bahasa, budaya, dan sastra orang Melayu.

Karya-karyanya meliputi kamus Melayu, teks pendidikan tentang tugas raja, silsilah Melayu dan Bugis, antologi puisi dan banyak lagi.

Pada tahun 2004, Raja Ali mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas kontribusinya pada bahasa, sastra, budaya Melayu, dan sejarah Indonesia.

Karyanya yang paling terkenal adalah Tuhfat al-Nafis, atau “Hadiah Berharga”, yang dianggap sebagai sumber tak ternilai tentang sejarah Semenanjung Melayu. ***

Halaman:

Editor: Jabbar Bahring

Sumber: Google

Tags

Artikel Terkait

Terkini

7.890 Guru Penggerak Lulus Angkatan Keenam

Jumat, 2 Juni 2023 | 14:21 WIB
X