Nikmatnya Kopi Anrang, Kopi Jenis Liberika yang Langka

- Jumat, 10 April 2020 | 00:09 WIB
received_1503820533111606
received_1503820533111606

Siapa sangka, Desa Anrang yang dialiri Sungai Balantieng di Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba ini memiliki tanaman kopi langka, yaitu jenis liberika.

Jauh sebelum kopi jenis Arabika dan Robusta masuk ke wilayah Bulukumba, ternyata kopi liberika sudah dibawa oleh Belanda ke daerah ini pada zaman VOC.

Seorang anak muda Anrang bernama Indrawan, S.Ak., sejak tahun 2019 berhasil mengeksplorasi kopi liberika yang ada di kampungnya. Indra -sapaan akrabnya- dibantu keluarga dan para sahabatnya memproduksi kopi bubuk kemasan dengan bahan kopi liberika.

Jauh sebelumnya, Indra belajar banyak dari berbagai tempat ilmu seputar perkopian terutama proses roasting.
"Proses pengolahan Kopi Anrang menjadi kopi bubuk kemasan mengadaptasi cara pengolahan tradisional yang turun temurun dilakukan di kampung kami." Kata anak muda yang merupakan lulusan cum laude di STIE Nobel, Makassar, tahun 2019 ini.


"Kopinya orang tempo doeloe, begitu kami menyebutnya. Lantaran Kopi Anrang ini dibuat dengan pengolahan tradisional, dipetik langsung oleh petani di desa kami.Sebelum disangrai biji kopi dipilah terlebih dahulu yang layak untuk diproses kemudian dicuci bersih lalu dikeringkan kembali. Proses sangrai menggunakan cara pengolahan dari pengalaman orang tua kita dulu, proses ini menggunakan wajan tanah liat dan diroasting secara manual."

Berat bersih satu bungkus kemasan Kopi Anrang seberat 200 gram. Proses pengemasannya pun secara manual menggunakan wadah kemasan standing pouch alufoil.


Sejarah Kopi Liberika di Indonesia

Pada era Tanam Paksa atau Cultuurstelsel (1830 — 1870) di masa penjajahan pemerintah Belanda di Indonesia, mereka membuka sebuah perkebunan komersial pada koloninya di Hindia Belanda, khususnya di pulau Jawa, pulau Sumatera dan sebahagian Indonesia Timur. Jenis kopi yang dikembangkan saat itu adalah Arabika yang kemudian di Eropa dikenal dengan nama Java Coffee.

Pada tahun 1878 di hampir semua area perkebunan kopi Indonesia, terutama yang terletak di dataran rendah, rusak terkena hama penyakit karat daun (Hemileia vastatrix - HV). Sehingga Pemerintah Hindia Belanda lalu mendatangkan kopi jenis liberika.

Varian tanaman kopi ini sebenarnya belum banyak dikenal masyarakat Indonesia. Bahkan di Desa Anrang,lpenduduk setempat menyebutnya "Kopi Bugis."

Kopi Liberika adalah tanaman kopi endemik dari Afrika, tepatnya berasal dari Liberia. Awalnya, tanaman kopi ini digolongkan dalam kelompok kopi Robusta dengan nama ilmiah Coffea canefora var.Liberica. Tetapi pengelompokan paling baru dari para ilmuwan menyatakannya sebagai spesies sendiri dengan nama Coffea liberica.

Hal ini karena secara morfologi serta sifat-sifat yang lain tidak sama dengan kopi robusta. Kopi ini dibawa ke Indonesia pada abad ke-19 saat banyak tanaman kopi arabika saat itu terserang penyakit. Daerah di Indonesia yang banyak ditanami jenis kopi Liberika adalah Bengkulu dan Jambi.

Salah satu varian kopi Liberika yang terkenal adalah kopi Excelsa (Coffea liberica var.Dewefrei). Buahnya lebih kecil dari kopi Liberika biasa dan berkulit lebih tipis serta pupus daun lebih berwarna merah. Selain itu, adapula varietas lokal yang berhasil dikembangkan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Indonesia, dengan nama "Libtukom", singkatan dari Liberika Tunggal Komposit.

Ciri-ciri Kopi Liberika
Aroma yang didapat dari kopi Liberika atau excelsa sangat khas dan mudah untuk membedakannya dari kopi Robusta atau Arabika.

Menyengat tajam, dengan rasa pahit yang lebih kental. Biasanya, kopi Liberika dicampuri susu untuk menutupi aroma tajamnya dan rasa pahit kopinya. Juga sering digunakan sebagai campuran bagi kopi Robusta untuk memberi tambahan aroma kopi.

Oleh masyarakat lokal, kopi Liberika dikenal pula sebagai kopi Nangka. Selain karena aromanya yang menyengat, juga karena bijinya yang besar, hampir 2 kali lipat dari biji kopi robusta atau arabika. Juga bisa dikenali dari pohon kopinya yang bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 9 meter, mirip dengan pohon nangka.

Meski buahnya berukuran lebih besar, bobot buah keringnya cuma 10% dari bobot basahnya.

Dari berbagai sumber diketahui bahwa pangsa pasar kopi liberika termasuk sangat potensial. Malaysia adalah salah satu pengkonsumsi kopi jenis liberika terbesar di dunia. Kebun kopi jenis Liberika di Malaysia mencapai 80% dari total area perkebunan kopi yang ada disana. Pusat perkebunan kopi Liberika di Malaysia ada di daerah Selangor, Melaka, Johor, dan Sabah.

Tak jarang, untuk memenuhi kebutuhan kopi Liberika, Malaysia mengimpor kopi Liberika dari Indonesia, terutama dari perkebunan kopi di Jambi. Selain Malaysia, Filipina juga termasuk pengkonsumsi kopi Liberika dengan luas perkebunan mencapai 25% dari total kebun kopi disana. Masyarakat lokal Filipina menyebutnya sebagai Kapeng Barako (Barako Coffee), dengan sentra perkebunan terdapat di provinsi Batangas dan Cavite.

Kedai Kopi Litera

Pengakuan Indra, sejauh ini kopi liberika di kampungnya belum dikhususkan untuk didrop sebagai kopi warkop dan kafe. Meskipun mengimpor kopi Liberika dari Indonesia, terutama dari perkebunan kopi di Jambi. Selain Malaysia, Filipina juga termasuk pengkonsumsi kopi Liberika dengan luas perkebunan mencapai 25% dari total kebun kopi disana. Masyarakat lokal Filipina menyebutnya sebagai Kapeng Barako (Barako Coffee), dengan sentra perkebunan terdapat di provinsi Batangas dan Cavite.

Kedai Kopi Litera

Pengakuan Indra, sejauh ini kopi liberika di kampungnya belum dikhususkan untuk didrop sebagai kopi warkop dan kafe. Meskipun sudah ada satu dua warkop yang memesan biji kopi liberika secara khusus. Ada pula beberapa warkop yang menyediakan varian minuman kopi liberika dari Kopi Anrang kemasan ini sebagai menu kopi tubruk atau black coffee.

Kedai Kopi Litera di Palampang, Bulukumba, adalah satu kedai kopi yang juga menyediakan varian black coffee dari bahan Kopi Anrang. Di samping menu utama kopi susu dari bahan Arabika Premium.

Pengakuan owner Kedai Kopi Litera, Alfian Nawawi, kopi liberika memiliki ciri khas berupa aroma yang tajam, kental, dan pekat.
"Bahan minuman black coffee dari Kopi Anrang kami khususkan buat para pelanggan yang menyukai kopi hitam atau kopi tubruk," jelasnya. (*)

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

DPO Kasus Penipuan Natalia Rusli Serahkan Diri

Sabtu, 25 Maret 2023 | 12:50 WIB

Ini Daftar Jamaah Haji 2023 yang Berhak Pelunasan

Jumat, 24 Maret 2023 | 15:41 WIB

Profil dan Penghargaan Prof Sapardi Djoko Damono

Senin, 20 Maret 2023 | 06:59 WIB

Mario Dandy Berikan Klarifikasi Laporan APA

Sabtu, 18 Maret 2023 | 08:30 WIB

Menag Cek Langsung Fasilitas Jemaah Haji

Minggu, 12 Maret 2023 | 23:58 WIB

Ini Cara Daftar Mudik Gratis dengan Bus

Minggu, 12 Maret 2023 | 23:44 WIB
X