Tes tersebut mengidentifikasi 19 tumor padat di jaringan seperti payudara, hati, paru-paru dan usus besar. Tes juga menemukan kanker ovarium dan pankreas, yang biasanya terdeteksi pada tahap akhir dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang buruk.
Baca Juga: BRI Terus Dukung Industri Kopi Indonesia Go Internasional
Kasus lainnya adalah kanker kanker darah. Dari total 36 kanker yang terdeteksi, 14 adalah stadium awal dan 26 adalah bentuk penyakit yang tidak diperiksa secara rutin.
Analisis lebih lanjut menemukan tes darah negatif untuk 99,1 persen dari mereka yang bebas kanker, yang berarti hanya sebagian kecil orang sehat yang salah menerima hasil positif.
Sekitar 38 persen dari mereka yang dites positif ternyata mengidap kanker. Schrag mengatakan, tes itu belum siap untuk skrining di seluruh populasi dan bahwa orang harus melanjutkan dengan skrining kanker standar sementara teknologinya ditingkatkan.
Baca Juga: Event Sport Tourism, Thaiyeb: Bira Folding Bike 'Jelajah Pesona Bulukumba' Sukses Digelar
"Tapi ini masih menunjukkan sekilas tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan dengan pendekatan yang sangat berbeda untuk skrining kanker," ujarnya.
Hasil uji coba Pathfinder memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang seberapa sering kanker ditemukan dengan tes darah ini pada orang yang belum pernah didiagnosis sebelumnya. ***
Artikel Terkait
Event Sport Tourism, Thaiyeb: Bira Folding Bike 'Jelajah Pesona Bulukumba' Sukses Digelar
BRI Terus Dukung Industri Kopi Indonesia Go Internasional
Salut! Akibat Stroke Ringan, Polantas Bantu Ibu Lansia Saat Kesulitan Jalan
Kinerja Positif, BRI Perkuat Kerja Sama dengan Correspondent Banks
Tahukah Kamu? Terbiasa Percepat Langkah Kaki, Otak Jadi Sehat
Aneh Tapi Nyata, Inilah Lima Negara Tanpa Malam di Dunia