Cambridge, Beritabulukumba.com - Para ilmuwan di University of Cambridge, Inggris, menemukan bahwa air dalam bentuk satu molekul tidak bertindak seperti benda cair atau padat.
Dan, air dalam bentuk seperti itu menjadi sangat konduktif pada tekanan tinggi.
Ini menjadi temuan fase baru dari fase-fase yang sudah kita kenal. Kita umumnya mengetahui bagaimana air berperilaku, yakni mengembang ketika membeku dan mendidih pada suhu tinggi. Tetapi ketika air dikompresi ke skala nano, sifat-sifatnya berubah secara dramatis.
Baca Juga: Korset Karya Diana Muljono Putri Tampil di MV 'Shut Down' Blackpink
Air yang terperangkap di antara membran atau dalam rongga berskala nano adalah hal biasa. Tapi air skala nano berperilaku sangat berbeda dari air yang biasa kita minum, seperti dikutip dari laman University of Cambridge, Minggu (18/9/2022).
Para peneliti University of Cambridge menemukan air yang terkurung dalam lapisan tebal satu molekul melewati beberapa fase. Fase tersebut termasuk fase 'heksatik' dan fase 'superionik'. Penelitian ini sudah dipublikasikan di jurnal Nature.
Dalam fase heksatis, yakni antara fase padat dan fase cair, air tidak bertindak sebagai padat atau cair, tetapi sesuatu di antaranya. Pada fase superionik, yang terjadi pada tekanan yang sangat tinggi, air menjadi sangat konduktif.
Baca Juga: Kondisi Kiper Timnas U-20 Cahya Supriadi Mulai Membaik
Kondisinya mendorong proton dengan cepat melalui es dengan cara yang menyerupai aliran elektron dalam konduktor.
Memahami perilaku air pada skala nano sangat penting pada banyak teknologi baru.
Keberhasilan perawatan medis dapat bergantung pada bagaimana air yang terperangkap dalam rongga kecil di tubuh kita bereaksi. Pengembangan baterai elektrolit superkonduktif dan pengangkutan cairan tanpa gesekan bergantung pada prediksi bagaimana air berperilaku.
“Untuk semua area ini, memahami perilaku air adalah pertanyaan mendasarnya,” kata Dr Venkat Kapil dari Yusuf Hamied Department of Chemistry di Cambridge, penulis pertama makalah tersebut.
Para peneliti mengatakan fase superionik bisa menjadi penting untuk bahan elektrolit dan baterai di masa depan. Ini karena air menunjukkan konduktivitas listrik 100 hingga 1.000 kali lebih tinggi daripada bahan baterai saat ini. ***
Artikel Terkait
UNESCO Serahkan Sertifikat Gamelan jadi Warisan Budaya Tak Benda
Jadi Lokasi Penutupan Festival Pinisi, Masuk Titik Nol Gratis Malam Ini
Tips Cegah Modus Penipuan Skimming ala Bank Jago
Kondisi Kiper Timnas U-20 Cahya Supriadi Mulai Membaik
Korset Karya Diana Muljono Putri Tampil di MV 'Shut Down' Blackpink