Jakarta, Beritabulukumba.com — Kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. diperkirakan terdongkrak seiring dengan masuknya perseroan ke captive market baru yakni menjangkau populasi unbanked dan memperkuat ekosistem ultra mikro.
Dalam riset terbaru, Analis Trimegah Sekuritas Adi Prabowo menyatakan bahwa aksi korporasi Holding ultra mikro membawa pertumbuhan baru pada BRI.
Dia pun merekomendasikan buy untuk emiten bank bersandi BBRI tersebut dengan target harga Rp6.200 per saham.
Baca Juga: Strategi Hybrid Bank Bikin Nasabah BRI Melek Digital
Hal ini sesuai dengan strategi yang pernah diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso, yakni perseroan kini memiliki sumber pertumbuhan baru (new source of growth) yang berkelanjutan pasca terbentuknya Holding ultra mikro.
“Dalam hal membentuk sumber pertumbuhan baru, pembentukan Holding UMi merupakan wujud komitmen BRI untuk go smaller. Jadi karena kami punya strategi pertumbuhan ke atas mengikuti naik kelas nasabah yang ada, ke bawah kami cari sumber pertumbuhan baru atau nasabah baru, maka go smaller. Dari situlah kami membuat konsep membentuk Holding ultramikro bersama PNM dan Pegadaian,” jelasnya.
Lebih dari setahun sudah Holding UMi terbentuk, perlahan Pegadaian dan PNM telah memberikan kontribusi positif terhadap kinerja BRI Group secara keseluruhan. "Meskipun skalanya kecil dibandingkan dengan BBRI, tetapi ada nilai lebih karena bank memiliki basis pelanggan baru, memperluas penawaran layanan, ekosistem ultra mikro, pertumbuhan bisnis, dan kontribusi investasi dari Pegadaian," tulis Adi, dikutip Kamis (12/1).
Baca Juga: Laba Tembus Rp51,4 Triliun, Dirut BRI Sunarso Beberkan Beberapa Kuncinya
Adi menjelaskan bahwa Pegadaian kini telah berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Perusahaan pelat merah yang memilki sejarah panjang dalam bisnis pergadaian telah berekspansi ke bisnis lain, seperti kredit multiguna, pembiayaan kendaraan, emas, jasa penilaian dan sertifikasi, remitansi, serta safe deposit box.
Pegadaian juga terbilang agresif bertransformasi digital secara signifikan, ditandai peluncuran Pegadaian Digital pada 2019. Platform tersebut telah mengumpulkan 7 juta pengguna terdaftar dari total 21,86 juta pelanggan. Sebanyak 4,7 juta akun di Pegadaian Digital merupakan pengguna aktif.
Lebih jauh, Adi melanjutkan bahwa masuknya Pegadaian ke BBRI memberikan layanan lengkap kepada nasabah ultra-mikro hingga high net worth individual (HNWI). Bermodal 4.085 kantor cabang, Pegadaian akan membuat BRI menyentuh populasi unbanked secara lebih luas.
"Selain sinergi, dalam jangka panjang kami melihat akuisisi BBRI dan Pegadaian sebagai hal yang saling menguntungkan," tambah Adi.
Dia menjabarkan dari sisi kinerja, Pegadaian akan mendorong kinerja bottom line BBRI. Tercatat sepanjang semester I/2022, Pegadaian berkontribusi 7,1% terhadap laba bersih perseroan (BBRI).
Sementara itu, anggota Holding UMi lainnya yakni PNM juga memberikan dampak positif terhadap kinerja BRI Group secara keseluruhan. Hingga akhir Kuartal III 2022, PNM tercatat memiliki lebih dari 13 juta nasabah aktif perempuan prasejahtera melalui PNM Mekaar.
Seperti diketahui, Pemerintah resmi mengalihkan saham yang dimiliki Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kepada BRI pada 13 September 2021. Hal ini seiring dengan pembentukan Holding ultra mikro di mana BRI sebagai induknya.
Artikel Terkait
Gandeng FHCI, BRI Kembali Buka Program Magang Generasi Bertalenta 2023
Ketat, Dirut BRI Sunarso Beberkan Faktor Penentu Industri Perbankan Modern
BRI Journalist Bootcamp 2023: Mewujudkan Kolaborasi hingga Beasiswa ke Jurnalis di Indonesia
Sukses Transformasi Digital, BRI Pacu Talenta IT dengan Jurus Jitu
Tanggap dan Peduli, BRI Bantu Warga Terdampak Banjir di Manado
Pasarkan Produk SBN Ritel Pertama 2023, BRI dan Kemenkeu Berikan Literasi Keuangan
Melonjak, Dividen dan Pajak BRI Capai Rp136,5 Triliun ke Negara
Fitch Ratings Naikkan Peringkat BRI Menjadi BBB dan AAA (idn) dengan Outlook Stabil
Laba Tembus Rp51,4 Triliun, Dirut BRI Sunarso Beberkan Beberapa Kuncinya
Strategi Hybrid Bank Bikin Nasabah BRI Melek Digital