Bulukumba,- Menjawab tantangan kesehatan mental yang kian kompleks di kalangan remaja, Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Kesehatan menggelar orientasi dan sosialisasi intensif bagi para guru Bimbingan dan Konseling (BK). Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 14 Agustus 2024, di Ruang Pertemuan Showroom Singaraja Berlian Motor Bulukumba, menandai langkah penting dalam integrasi kesehatan jiwa di lingkungan sekolah.
Acara yang yang dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba, dr. Muhammad Amrullah, S.Ked., M.Kes., melibatkan kolaborasi antara Dinas Kesehatan dan Satuan Pendidikan SMP serta SMA Negeri se-Kabupaten Bulukumba. Kolaborasi ini menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan siswa, baik dari aspek akademis maupun emosional dan sosial.
Sebagai narasumber utama, Dr. Sitti Murdiana, M.Psi., Psikolog, seorang akademisi berpengalaman dari Universitas Negeri Makassar, memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya kesehatan jiwa bagi siswa. Murdiana tidak hanya menyampaikan teori-teori psikologi yang relevan, tetapi juga berbagi praktik terbaik dalam memberikan konseling kepada siswa yang mengalami kesulitan.
Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Sitti Murdiana adalah pentingnya membangun hubungan yang kuat dan penuh kepercayaan antara guru BK dan siswa.
“Guru BK bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga sahabat bagi siswa,” ujarnya.
Dengan hubungan yang baik, siswa akan merasa lebih nyaman untuk berbagi masalah dan mencari bantuan. Sitti Murdiana juga mengangkat beberapa contoh kasus nyata yang sering dihadapi oleh siswa, seperti stres akibat beban belajar yang tinggi, perundungan, dan masalah keluarga.
Akademi ini menawarkan solusi praktis yang dapat diterapkan oleh guru BK, seperti teknik relaksasi, manajemen waktu, dan menjaga keseimbangan antara belajar dan beristirahat.
Materi Pelatihan yang Komprehensif dan Praktis
Selama pelatihan, para guru BK menerima materi komprehensif mulai dari konsep dasar kesehatan mental, identifikasi tanda-tanda gangguan jiwa pada remaja, hingga teknik-teknik konseling yang efektif seperti mendengarkan aktif, refleksi perasaan, dan pemberian dukungan emosional.
Materi ini disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilengkapi dengan contoh kasus yang relevan. Selain teori, para peserta juga diberi kesempatan untuk berlatih langsung melalui role-playing, yang bertujuan meningkatkan keterampilan dalam memberikan konseling kepada siswa. Misalnya, mereka berlatih menghadapi siswa yang sedang marah, sedih, atau bingung.
Harapan dan Tantangam
Diharapkan melalui Orientasi dan Sosialisasi ini, para guru BK di Kabupaten Bulukumba dapat lebih proaktif dalam mendeteksi dini tanda-tanda gangguan jiwa pada siswa dan memberikan intervensi yang tepat. Namun, tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia, stigma sosial, dan rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental masih menjadi hambatan.
“Pelatihan ini sangat membuka mata saya,” ujar Ibu Hastuti, guru BK di SMK Negeri 1 Bulukumba.
“Saya baru menyadari betapa pentingnya peran saya dalam mendukung kesehatan mental siswa. Saya akan berusaha menerapkan ilmu yang saya dapatkan ini dalam keseharian saya,” tambahnya.
Melalui pelatihan ini, Kabupaten Bulukumba menunjukkan komitmen kuat untuk mewujudkan generasi emas yang sehat secara fisik dan mental. Namun, keberhasilan upaya ini membutuhkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental siswa.
Kegiatan ini juga sejalan dengan pengembangan inovasi Asmara di Jiwa (Aksi Masyarakat Terintegrasi Deteksi Intervensi Kesehatan Jiwa) yang bertujuan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan jiwa.
Inovasi ini menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung kesehatan mental siswa.
Untuk memastikan integrasi dan keberlanjutan program kesehatan jiwa di sekolah, dibentuklah inisiatif KUSAPAKI (Kolaborasi Upaya Sekolah Peduli Kesehatan Jiwa).
Program ini menjadi wadah berbagi praktik baik, pertukaran pengetahuan, dan memperkuat komunikasi antara Dinas Kesehatan dan seluruh guru Bimbingan dan Konseling.
Dinas Kesehatan mengajak untuk bersama-sama menciptakan lingkungan sekolah yang ramah dan mendukung kesehatan mental siswa.
Setiap individu memiliki peran penting dalam mewujudkan hal ini yang dimulai dari diri sendiri, serta memberikan dukungan kepada teman, keluarga, dan lingkungan sekitar yang sedang menghadapi kesulitan.(*)
Komentar