Perbandingan Terbaru Bitcoin dan Pi Network, Pasokan hingga Bukti Kerja
New York, Beritabulukumba.com – Bitcoin dan Pi Network adalah dua nama yang menarik perhatian banyak orang.
Keduanya menawarkan konsep dan teknologi yang berbeda, memberikan pilihan bagi investor dan pengguna.
Baik Bitcoin maupun Pi Network, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Bitcoin dikenal dengan stabilitas dan nilainya yang tinggi, namun terbatas oleh kecepatan transaksi yang lambat dan konsumsi energi yang tinggi.
Pi Network menawarkan solusi yang lebih cepat dan efisien, dengan fokus pada kepatuhan regulasi dan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Pilihan antara kedua cryptocurrency ini tergantung pada kebutuhan dan preferensi masing-masing pengguna.
Bitcoin memiliki pasokan maksimum sebesar 21 juta koin.
Jumlah ini ditetapkan untuk memastikan kelangkaan, yang dianggap meningkatkan nilai Bitcoin seiring waktu.
Saat ini, harga satu Bitcoin mencapai sekitar Rp 1 miliar.
Sementara Pi Network memiliki pasokan maksimum sebesar 100 miliar koin.
Saat ini, harga Pi masih nol karena belum memasuki fase open mainnet.
Namun, banyak yang berharap bahwa peluncuran mainnet akan meningkatkan nilai dan popularitas Pi Network.
Bahkan dibeberapa catatan blockchain Pi dalam transaksi P2P, harga Pi menembus angka Rp3 miliar per koin Pi.
Bitcoin menggunakan protokol konsensus Proof of Work (PoW), yang memerlukan penambang untuk memecahkan teka-teki kriptografi kompleks untuk menambah blok baru ke blockchain.
Proses ini membutuhkan banyak energi dan kekuatan komputasi.
Sedangkan Pi Network menggunakan Protokol Konsensus Stellar (SCP), yang berbeda dari PoW.
SCP memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan efisien, serta lebih ramah lingkungan karena tidak memerlukan proses penambangan intensif.
Setiap blok baru dalam jaringan Bitcoin dihasilkan setiap 10 menit, dan jaringan Bitcoin mampu memproses sekitar 7 transaksi per detik.
Ini membuat Bitcoin lebih lambat dalam hal kecepatan transaksi dibandingkan dengan beberapa cryptocurrency lainnya.
Jauh berbeda dengan Pi yang mampu menghasilkan blok setiap 5 detik, dengan kapasitas memproses hingga 1000 transaksi per detik.
Ini menjadikannya jauh lebih cepat dan lebih efisien dibandingkan Bitcoin.
Bitcoin dikenal karena anonimitasnya. Namun, ini juga membuatnya rentan terhadap penyalahgunaan, termasuk pencucian uang oleh penjahat.
Dengan lebih dari 12.086 node aktif, jaringan Bitcoin sangat terdesentralisasi, yang meningkatkan keamanannya.
Pi Network menerapkan identifikasi pengguna yang mematuhi hukum internasional anti pencucian uang.
Saat ini, ada sekitar 364.873 node yang berpartisipasi dalam jaringan, menunjukkan partisipasi aktif dan kepatuhan terhadap regulasi.
Pi Network akhir-akhir ini menarik perhatian signifikan, terutama berkat partisipasi aktif pengguna dalam menggunakan Pi untuk transaksi pembayaran.
Memang transaksi dengan Pi masih terbatas antar pengguna di fase enclosed mainnet.
Peluncuran mainnet mendatang diharapkan menjadi titik balik penting, membuka pintu bagi popularitas Pi Network yang lebih luas dan penerapan teknologi blockchain secara global.
Termasuk ikut dalam perdagangan di bursa kripto yang mulai dijadwalkan tahun 2024 ini. ***
Komentar