Jakarta, Beritabulukumba.com – Doodle Google merayakan sebuah hidangan yang begitu istimewa bagi Indonesia Timur, yaitu Papeda atau Bubur Sagu.
Hidangan sederhana ini telah menjadi sajian tradisional Papua dan menjadi bagian integral dari warisan budaya Indonesia.
Pada 20 Oktober 2015, Papeda secara resmi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Di seluruh kepulauan Indonesia, jutaan pohon sagu tumbuh subur.
Setiap tahun, penduduk setempat mengambil sagu dengan niat untuk diekspor ke negara lain atau digunakan sebagai bahan utama dalam memasak hidangan Papeda.
Pohon sagu bisa menghasilkan sekitar 150 hingga 300 kilogram tepung sagu!
Tepung sagu ini mengandung berbagai nutrisi yang seimbang, termasuk protein, karbohidrat, kalsium, dan zat besi.
Sagu memiliki makna yang jauh lebih dalam karena telah membantu kelangsungan hidup mereka selama berabad-abad.
Sagu masih digunakan dalam berbagai upacara adat dan ritual di Papua dan Maluku, seperti Watani Kame (sebuah upacara yang menandai akhir siklus kematian seseorang).
Lalu, bagaimana cara membuat Papeda? Setelah tepung sagu diambil dari pohon-pohon sagu, campurkan dengan air mendidih dan aduk hingga mengental.
Tambahkan kunyit, kemangi, serai, daun salam untuk cita rasa tambahan, dan bahkan ikan kesukaan Anda!
Sekarang, Anda memiliki salah satu hidangan yang paling terkenal di Indonesia yang tidak hanya lezat, tetapi juga kaya gizi.
Papeda, atau bubur sagu, adalah hidangan khas Indonesia Timur yang begitu lezat dan memiliki sejarah yang kaya.
Hidangan ini sangat populer di daerah-daerah seperti Papua, Maluku, dan sekitarnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Papeda telah meraih ketenaran di luar negeri dan menjadi bagian dari warisan kuliner Indonesia yang tak ternilai harganya.
Salah satu hal yang membuat Papeda begitu istimewa adalah bumbu-bumbu yang digunakan dalam penyajiannya.
Kunyit, kemangi, serai, dan daun salam memberikan hidangan ini rasa yang unik dan lezat.
Tambahkan potongan ikan sesuai selera, dan Anda punya hidangan utama yang tak hanya menggugah selera, tetapi juga kaya akan nutrisi.
Ini tidak hanya menjadi makanan sehari-hari, tetapi sagu juga digunakan dalam berbagai upacara adat dan ritual.
Sebagai contoh, Watani Kame adalah sebuah upacara yang menandai akhir siklus kematian seseorang di Papua.
Dalam rangkaian perayaan hari ini, Doodle Google menggambarkan makanan khas tradisional Papeda.
Ini juga menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya melestarikan warisan budaya dan kuliner yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. ***
Komentar