Tanda-tanda Hari Kiamat Menurut Hadis Sahih Agama Islam

Hari Kiamat Menurut Islam Hadis Sahih
JAKARTA,BB – Hari kiamat atau hari hancurnya alam semesta tak ada yang tahu. Bagi kaum muslim, hari kiamat adalah rahia Allah SWT. Bahkan Nabi Muhammad SAW pun tak diberitahu olehNya tentang waktu tepat hari kiamat.

Tanda kiamat itu dengan munculnya berbagai bencana, seperti gempa bumi, gunung meletus, badai, dan banjir kerap terjadi di berbagai penjuru dunia. Dan hal itu sudah terjadi di tahun 2015 ini. lihat tanda-tanda kiamat kecil dan besar di bagian akhir berita ini.

Dalam hadis Rasulullah menjelaskan,” Ada enam tanda kiamat. Yaitu kematianku, pembebasan Baitul Maqdis, kematian akibat penyakit di dada (wabah binatang), harta benda melimpah sehingga orang memberi 100 dinar masih membuat yang diberi marah, petaka menimpa semua rumah bangsa Arab dan gencatan senjata antara kalian dengan keturunan kuning (bangsa Romawi). Namun, merekaberkhianat dan menyerang kalian melalui delapan puluh panji, yang masingmasing dengan 12 ribu orang.”

Tanda kiamat lainnya adalah kemunculan Dajjal. Dalam Alquran dan hadis banyak digambarkan tentang Dajjal. Antara lain, dari Abu Hurai rah, Rasulullah bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sehingga muncul 30 kaum Dajjal sang pendusta. Semuanya mengaku sebagai utusan Allah, harta benda melimpah, timbul banyak petaka, dan ke kacauan merebak. Sahabat bertanya, ‘kekacauan seperti apa?’ Beliau menjawab, ‘pembunuhan, pembunuhan, dan pembunuhan’.”

Advertisement

Dr Muhammad Nu’aim Yasin mengatakan, di antara tanda-tanda kiamat besar (kubra) adalah munculnya sosok makhluk yang oleh Rasulullah dinamai Dajjal. Disebut Dajjal karena terlalu banyak menipu dan mendusta, mengaku diri sebagai Tuhan, berupaya terus melepaskan manusia dari agamanya melalui berbagai cara yang luar biasa dan hal-hal yang menakjubkan dengan izin Allah.
[tabgroup]
[tab title=”Kiamat Kecil”]
A. Tanda-tanda Kecil (‘Alamah Sughra)
1. Diutusnya Rasulullah S.A.W.[1]
2. Terbelahnya bulan sebagai Mukjizat Rasulullah S.A.W.[2]
3. Wafatnya Rasulullah S.A.W.[3]
4. Penaklukan Baitul Maqdis[4]
5. Merebaknya penyakit yang berbahaya[5]
6. Terbunuhnya Umar bin Khattab R.A.[6]
7. Terbunuhnya Utsman bin ‘Affan R.A.[7]
8. Peristiwa Perang Jamal[8]
9. Peristiwa Perang Shiffin[9]
10. Fitnah Khawarij dan Perang Nahrawan[10]
11. Penyerahan kekuasaan dari tangan Hasan bin Ali bin Abi Thalib R.A.huma kepada Mu’awiyah Bin Abi Sufyan R.A.[11]
12. Fitnah Tatar dan serangan Turki[12]
13. Munculnya para Dajjal yang mengaku nabi[13]
14. Penaklukan Madain, Ibu Kota Persia[14]
15. Situasi di jalan-jalan[15] terlihat aman[16]
16. Harta melimpah ruah[17]
17. Terhapusnya jizyah dan pajak[18]
18. Api yang keluar dari Hijaz sehingga menerangi leher-leher unta di Busra[19]
19. Bencana Al-Khasaf[20], Al-Qadzaf[21] dan Al-Maskh[22] menjelang kiamat[23]
20. Runtuhnya Kekaisaran Persia dan Romawi[24]
21. Sampainya agama sebagaimana sampainya malam dan siang, serta penaklukan Roma[25]
[/tab]
[tab title=”Tengah”]
B. Tanda-Tanda Kiamat Pertengahan (‘Alamah Wustha)
B.i. Tanda-Tanda Yang Sudah Muncul Namun Sebagiannya Akan Terulang Kembali
1. Datangnya berbagai fitnah[26]
2. Meluasnya perdagangan, salam hanya kepada yang dikenali dan putusnya silaturrahim[27]
3. Hamba sahaya wanita melahirkan tuannya[28]
4. Konspirasi bangsa-bangsa terhadap umat Islam[29]
B.ii. Tanda-Tanda Yang Akan Muncul Pada Zaman Kita dan Kebanyakan Peristiwanya Kita Alami
1. Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang[30]
2. Menghiasi masjid dan berbangga-bangga dengannya[31]
3. Berlomba-lomba meninggikan bangunan[32]
4. Harta melimpah ruah[33]
5. Memakan harta riba[34]
6. Amanah disia-siakan[35]
7. Meniru perilaku orang-orang kafir[36]
8. Dihalalkannya sutera, khamar dan zina[37]
9. Tersebarnya buku, tulisan dan pena[38]
10. Mati tiba-tiba[39]
11. Pasar-pasar (pusat perdagangan dan perbelanjaan) berdekatan[40]
12. Para orang tua menyerupai pemuda[41]
13. Banyaknya pembohongan dan kesaksian palsu[42]
14. Kebenaran mimpi orang mukmin[43]
B.iii. Tanda-Tanda Yang Akan Muncul Pada Masa Yang Akan Datang dan Diantaranya Sangat Hampir Dengan Tanda-Tanda Kubra
1. Orang yang berpegang pada agama bagaikan memegang bara api[44]
2. Berlakunya permusuhan dalam hati[45]
3. Jazirah Arab penuh dengan taman-taman dan sungai-sungai[46]
4. Ilmu digunakan untuk mencari harta dan Al-Quran digunakan untuk perdagangan[47]
5. Munculnya kebodohan manusia dan saling menolak menjadi imam shalat[48]
6. Munculnya pemimpin-pemimpin bodoh[49]
7. Munculnya polisi akhir zaman yang kejam dengan manusia[50]
8. Turunnya cobaan dan siksaan berat dari penguasa zalim[51]
9. Seseorang berangan-angan untuk mati[52]
10. Sore beriman, pagi menjadi kafir kembali[53]
11. Sungai Eufrat kering dan menyingkap gunung emas atau timbunan emas[54]
12. Luka’ bin Luka’[55] menjadi manusia paling bahagia[56]
13. Fitnah dahsyat yang membinasakan bangsa Arab[57]
14. Sujud sekali kepada Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya[58]
15. Munculnya seorang lelaki dari Qahthan[59] yang dipatuhi manusia[60]
16. Muncul berbagai fitnah: Ahlas,[61] Sarra’,[62] Makar,[63] dan Duhaima’[64]
17. Bumi mengeluarkan kekayaannya yang terpendam[65]
18. Kaum muslimin akan memerangi Yahudi dan mengalahkan mereka[66]
19. Jumlah wanita lebih banyak daripada jumlah laki-laki[67]
20. Merebaknya zina dan perbuatan keji[68]
21. Banyak kematian, gempa dan hujan[69]
22. Binatang buas dan benda mati dapat berbicara[70]
23. Ditenggelamkannya pasukan yang hendak menyerang Madinah[71]
24. Bulan kelihatan membesar[72]
[/tab]
[tab title=”Besar”]
C. Tanda-Tanda Kiamat Besar (‘Alamah Kubra)
1. Munculnya Al-Mahdi dan kekhalifahannya[73]
2. Al-Malhamah Al-Kubra (Perang Dunia Ke-3/ Armageddon) dan penaklukan Konstantinopel (Istanbul)[74]
3. Keluarnya Al-Masih Ad-Dajjal[75]
4. Turunnya Nabi Isa bin Maryam A.S.[76]
5. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj[77]
6. Munculnya asap (Ad-Dukhan)[78]
7. Terbitnya matahari dari sebelah barat[79]
8. Keluarnya hewan melata yang dapat berbicara[80]
9. Islam menjadi asing dan Mushaf Al-Quran diangkat oleh Allah S.W.T[81]
10. Penghancuran Ka’bah[82]
11. Terjadinya tiga gerhana matahari, di timur, barat dan Jazirah Arab[83]
12. Hembusan angin lembut yang mencabut roh orang-orang mukmin[84]
13. Keluarnya api dari Pusat Kota Adn yang menggiring manusia menuju bumi mahsyar di Negeri Syam[85]
[/tab]
[tab title=”Hadis Shahih”]
[1] (HR. Al-Bukhari, Muslim dan At-Tirmidzi, Jamiul Ushul: X/384), HR. Ahmad dalam Musnadnya dan Al-Hakim dalam Al-Kunya) dan (HR. At-Tirmidzi).

[2] (HR. Muslim dalam Shahihnya no. 2800), (HR. Muslim dalam Shahihnya no. 2822) dan (HR. Muslim no. 2801).

[3] (HR. Al-Bukhari no. 7927 dalam Shahihnya dan dalam Jami’ul Ushul: X/412).

[4] (HR. Al-Bukhari no. 7927 dalam Shahihnya dan dalam Jami’ul Ushul: X/412).

Advertisement

[5] (HR. Al-Bukhari no. 7927 dalam Shahihnya dan dalam Jami’ul Ushul: X/412) dan (HR. Ahmad).
[6] (HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya).
[7] (HR. Al-Hakim) dan (HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya, serta Al-Baihaqi).
[8] (HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya), (HR. Ahmad dan Al-Hakim) dan (HR. Al-Bazzar dan Ibnu Abi Syaibah dengan sanad rijalnya yang tsiqah).
[9] (HR. Al-Bukhari no. 2498) dan (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim (2006) “Ammar dibunuh oleh kelompok pemberontak).”
[10] (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dalam Mustadrak Al-Hakim dan dalam Musnad Imam Ahmad (Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 213) dan (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
[11] (HR. Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya no. 20552) dan (HR. Ibnu Abi Syaibah).
[12] (HR. Imam Yang Enam, kecuali An-Nasa’i) dan (HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya).
[13] (HR. Muslim dalam Kitab Al-Fitan, Mukhtasar Muslim no. 2023), (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban), (HR. Ahmad dan At-Thabrani) dan (HR. At-Thabrani no. 1999 dan dalam Silsilah Al-Ahadis Ash-Shahihah no. 69).
[14] (HR. Adi bin Hatim RA).
[15] Dalam Hadits Riwayat Ahmad disebutkan perjalanan dari Hijaz ke Iraq, dalam riwayat yang lain perjalanan antara Iraq dan Mekah.
[16] (HR. Ahmad dalam Musnadnya)
[17] (HR. Al-Bukhari dalam Kitab Al-Fitan, Mukhtasar Al-Bukhari no. 2198) dan (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim no. 2036).
[18] (Shahih Muslim no. 2896).
[19] (HR. Muslim no. 2011).
[20] Al-Khasaf bermaksud Allah SWT membenamkan permukaan bumi sehingga masuk sampai kedalamannya, dan tidak ada yang mengetahui jauhnya selain Allah SWT.
[21] Al-Qadzaf bermaksud bumi akan menyemburkan segala sesuatu yang melelehkan dari dalamnya, baik berupa lahar, larva, api dan sebagainya.
[22] Al-Maskh bermaksud Allah SWT akan mengubah suatu kaum atau sekelompok orang yang menghalalkan apa yang diharamkan Allah SWT menjadi sesuatu yang dikehendaki-Nya seperti monyet, babi dan sebagainya.
[23] (HR. Ibnu Majah dalam Sunan-nya), (HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya), (HR. At-Tirmidzi dan beliau berkata: “Hadits Shahih,” Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 4119) dan (Jami’ Al-Ushul: X-411 (7926) dan tambahannya ada dalam Al-Jami’ Ash-Shaghir yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).
[24] (HR. Al-Bukhari no. 3618) dan (Shahih Muslim no. 2869).
[25] (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan dikeluarkan pula oleh Al-Bani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah) dan (HR. Ahmad, Ad-Darami dan Al-Hakim).
[26] (HR. Ibnu Majah no. 3963), (HR. At-Tirmidzi dalam Sunannya no. 2205, dan beliau berkata: “hasan shahih),” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 6706), (HR. Ibnu Majah no. 4039), (HR. Ahmad, Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani: IV/2231), (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim no. 1989), (HR. Muslim dalam Kitab Al-Fitan, Bab Nuzul Al-Fitnah Nahwasy Syarqi, Mukhtasar Muslim no 1997) dan (HR. Al-Bukhari dan Muslim, Misykah Al-Mashabih: 111/21).
[27] (HR. Ahmad, Silsilah Ahadits Ash-Shahihah no. 6872), dan (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya no. 6872).
[28] (HR. Al-Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907) dan (Hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya: 318-319).
[29] (HR. Abu daud, Ibnu Asakir, Ahmad dalam Musnad-nya, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah, serta disebutkan Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah: II/684 (958) dan (HR. Muslim dalam Shahihnya no. 2289).
[30] (Shahih Muslim no. 2128).
[31] (HR. Abu Daud, Ahmad dalam Musnadnya, Ad-Darimi, dan telah diriwayatkan dalam Shahih Al-Jami’: 5771) dan (Tartib Ahadits Al-Jami’ Ash-Shaghir dan penambahannya: I/234 (1), bab Bina’ Al-Masjid).
[32] (dikeluarkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya: 318-319, dan disebutkan pula oleh Al-Albani dalam Silsilah Ahadits Ash-Shahihah: 1345).
[33] (HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya, kitab Al-Jihad).
[34] (HR. Al-Hakim dalam Mustadraknya. Hadits ini shahih menurut syarat Al-Bukhari dan Muslim, Al-Mustadrak: 11/11).
[35] (Silsilah Ahadits Ash-Shahihah: IV/9 (1505).
[36] (HR. Al-Bukhari, Mukhtasar Al-Bukhari no. 2216) dan (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya no. 8791).
[37] (HR. At-Tirmidzi, Jami’ Al-Wustha no. 7456), (HR. At-Tirmidzi dalam Sunannya no. 2217) dan (HR. Ibnu Majah no. 3386).
[38] (HR. Imam Ahmad no. 3870). Pena bermaksud tersebarnya ilmu pengetahuan seperti banyaknya buku-buku, karya-karya ilmiah, fotokopi, media masa, elektronik, internet dan sebagainya.
[39] (HR. At-Thabrani, Shahih Al-Jami’ no. 5775).
[40] (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Majma’ Az-Zawaid: VII)
[41] (HR. Ahmad dalam Musnad-nya no. 247, beliau berkata: “Hadits Shahih),” dan (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim hlm. 360, no. 1347).
[42] (HR. Muslim dan Ahmad), (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim no. 2024), (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 3870).
[43] (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, dan Abu Dawud. No. Hadits pada riwayat Muslim ialah 1519, dalam Mukhtasarnya), (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim no. 152), dan (HR. Al-Bukhari, Mukhtasar Al-Bukhari no. 2178).
[44] (HR. At-Tirmidzi, beliau berkata: “Hadits Hasan Gharib).”
[45] (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya: V/389).
[46] (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 8819).
[47] (HR. Ad-Dailami).
[48] (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, dan beliau berkata: “Shahih atas syarat Syaikhani”: IV/442) dan (HR. Abu Dawud, Jami’ Al-Ushul no. 7908).
[49] (HR. Al-hakim dalam Al-Mustadrak: IV/424, beliau berkata: Hadits yang isnadnya shahih).”
[50] (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani no. 1893), (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 8059) dan (Shahih Muslim no. 2128).
[51] (HR. Al-Hakim, dan ini ialah hadits yang shahih isnadnya atas syarat Syaikhani, Al-Mustadrak: IV/465).
[52] (HR. Syaikhani, Al-Lu’lu’ Wal-Marjan: V/235).
[53] (HR. At-Tirmidzi, dan beliau berkata: “Hadits Hasan Shahih).”
[54] (HR. Al-Bukhari dan Muslim, Al-Lu’lu’ Wal-marjan Fima Ittafaqa ‘Alaihi Asy-Syaikani), (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 9356). (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 8048) dan (Shahih Muslim no. 2295).
[55] Luka’ bin Luka’ adalah kinayah (kata kiasan) bagi seorang yang buruk nasabnya, kedudukannya, akhlaknya dan agamanya (sampah masyarakat).
[56] (HR. At-Tirmidzi, Shahih al-Jami’ Ash-Shaghir, As-Suyuthi no. 7308, dan beliau berkata: “Hasan Shahih).”
[57] (HR. Al-Bukhari dan At-Tirmidzi. Dikeluarkan pula oleh Ahmad dalam Musnad-nya no. 6980), dan (HR. Ahmad dalam Musnad-nya no. 6964, juga diriwayatkan oleh Al-Hakim dan beliau berkata: “Shahih atas syarat Muslim).”
[58] (Mawariduzh-Zham’an bi Zawaid Ibnu Hibban no. 1888, dan diriwayatkan dengan sanad shahih sebagaimana perkataan Al-Haitsami).
[59] Akan berlaku jika berlaku perubahan zaman, sebagaimana Al-Bukhari menyebutkan hadits tersebut dalam bab Berubahnya Zaman.
[60] (HR. Syaikhani, dan Ahmad dalam Musnad-nya no. 9395).
[61] Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Ahlas ialah fitnah dimana manusia bercerai-berai dan perampasan harta. Ahlas ialah bentuk jamak dari hilsun, yang berarti pelana kuda yang senantiasa berada di punggung kuda. Ahlas diibaratkan sebagai fitnah yang berterusan sebagaimana pelana kuda senantiasa berada di punggung kuda.
[62] Sarra’ ialah petaka kesenangan
[63] Seseorang yang mengaku sebagai ahli bait akan dibaiat, padahal orang tersebut adalah ahli maksiat.
[64] (HR. Abu Dawud, Al-hakim, Imam Ahmad dalam Musnadnya, dan disebutkan pula oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah). Duhaima’ ialah fitnah yang akan menyerang seluruh umat manusia secara tiba-tiba dengan kejahatannya, apinya, dan bencananya.
[65] (HR. Muslim no. 1012).
[66] (QS. Al-Israa’ 17: 7), (HR. Al-Bukhari dan Muslim, jami’ Al-Ushul no. 7876), dan (HR. Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi dan beliau berkata: “Hadits Hasan Shahih).”
[67] (HR. Al-Bukhari, bab Ma Ja’a fi Raf’il Ilmi wa Zhuhur Al-Jahli, Mukhtasar Al_bukhari no. 71, diriwayatkan juga oleh At-Tirmidzi no. 2301).
[68] (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dan beliau berkata: “Hadits Shahih Isnadnya”: IV/495), (HR. At-Thabrani dan Al-Hakim) dan (HR. Al-Baihaqi, Ad-Daruquthni, dan Ibnu Hajar).
[69] (HR Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 444) dan (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 7554).
[70] (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim, At-Tirmidzi, dan beliau berkata: “Hadits Hasan Shahih,” Tuhfatul Ahwadzi no. 2272).
[71] (HR. Muslim dalam kitab Al-Fitan, bab Fi Khasafi bil Jaisyil-ladzi Yaummal Baita, Mukhtasar Muslim, hlm. 538, no. 2030).
[72] (Disebutkan oleh As-Suyuthi dalam Al-Jami’ Ash-Shaghir: V/214 (5775), dan disebutkan pula oleh Al-Qurthubi dalam At-Tadzkirah, hlm. 648).
[73] (HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud), (HR. Abu Dawud dalm Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, VI/70, hadits no. 5180, Al-Albani mengatakan hadits ini shahih: IV/165), (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir: VI/22, Al-Albani mengatakan bahawa hadits ini shahih), (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dan dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir: VI/22, Al-Albani mengatakan bahawa hadits ini shahih), (HR. Muslim, Mukhtasar Muslim, no. 2036), (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir: VI/22, Al-Albani mengatakan bahawa hadits ini shahih), (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, Hadits ini shahih sesuai dengan syarat Al-Bukhari, Shahih Muslim: IV/502), (HR. Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah, kitab Al-Fitan, bab Keluarnya Dajjal), (HR. Imam Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Bazzar, Ibnu Adi dan Nu’aim), 9HR. Al-Bukhari dalam Mukhtsar Al-Bukhari, hlm. 324, no. 1440) dan (HR. Muslim di dalam Shahihnya, hlm. 75, no. 247).
[74] (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, IV/2221, hadits no. 2897), (HR. Muslim dan Ahmad), (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, IV/2223, hadits no. 2899), (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, IV/2238, no hadits 2920), (HR. Abu Dawud dalam Mukhtasar Sunan Abu Dawud, hadits no. 1426), (HR. Abu Dawud dalam Mukhtasar Sunan Abu Dawud, hadits no. 4130), (HR. Abu Dawud dalam Mukhtasar Sunan Abu Dawud, hadits no. 4128) dan (HR. As-Sayuthi dalam Kitab Jami’ Al-Kabir dengan matan yang panjang).
[75] (HR. Muslim dalam Mukhtasar Muslim, no. 2058), (HR. Al-Bukhari dalam Silsilah Al-ahadit Ash-Shahihah, Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, no. 1836), (HR. At-Tirmidzi dan beliau menshahihkannya), (HR. Al-Bukhari dalam Fath Al-Bahri, 90/13), HR. Ahmad di dalam Musnadnya dan Abu Dawud dalam Sunannya. HAdits tersebut juga disebutkan di dalam Al-Jami’ Adh-Shaghir, no. 2455). dan banyak lagi hadits shahih yang menjelaskan tentang kemunculannya.
[76] (QS. Ali ‘Imran {4}: 55), (QS. Az-Zukhruf {43}: 61), (QS. An-Nisaa’ {4}: 159), (HR. Muslim), (HR. Al-Bukhari dalam Al-Mukhtasar Al-Bukhari, no. 1440), (HR. Muslim dalam Mukhtasar Muslim, no. 2061) dan banyak lagi hadits shahih yang menerangkannya.
[77] (QS. Al-Anbiyaa’ {21}: 96-97), HR. Al-Bukhari dalm Mukhtasar Al-Bukhari, no. 1405), (Tafsir Ibnu Katsir, Surah Al-Kahfi), (HR. Ahmad dalam Musnad Imam Ahmad: V/271), (HR. Muslim dalam Shahih Muslim: IV/2254, no. 2937) dan banyak lagi hadits shahih yang menerangkannya.
[78] (QS. Ad-Dukhan {44}: 10), (HR. Muslim {4/2225}, no. 2900) dan (HR. Ath-Thabrani dan Ibnu Jarir dengan isnad yang baik).
[79] (HR. Muslim {4/2225}, no. 2900), (HR. Al-Bukhari, Muslim dan Ahmad Fath Al-Barri, XI/352, Shahih Muslim no. 157, Musnad Ahmad: 11/312) dan banyak lagi Hadits Shahih yang menerangkannya.
[80] (QS. An-Naml {27}: 82), (HR. Ahmad dalam Musnad Ahmad, 11/201)
[81] (HR. Ibnu Majah dalam Sunan Ibnu Majah, no. 4049), (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dalam Silsilah Al-Ahadit Ash-Shahihah, no. 2949), (HR. Ad-Dailami dalam Sunan Ad-Dailami, no. 8848) dan (HR. Ad-Dailami dalam Sunan Ad-Dailami, no. 7713).
[82] (HR. Al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih Al-Bukhari no. 1596 dan Shahih Muslim no. 2909), (HR. Ahmad dalam Musnad Ahmad no. 2/220), (HR. Al-Bukhari dalam Shahih Al-Bukhari no. 1595) dan (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 4/453 dan beliau mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat Syaikhani).
[83] (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, kitab Al-Fitan, hadits no. 2901), (HR. At-Tirmidzi dalam Jami’ Al-Ushul, hadits no. 7933) dan (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath Majma’ Az-Zawaid: 8/11).
[84] (HR. Muslimdalam Shahih Muslim no. 2949), (HR. Muslimdalam Shahih Muslim no. 7915, (HR. Muslimdalam Shahih Muslim no. 2937), dan (HR. Al-Bukhari dalam An-Nihayah, Ibnu Katsir: 1/186).
[85] (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, kitab Al-Fitan, {4/2225), hadits no. 2900 dan 2901).
(Dipetik dari: Kitab “Asyrath As-Sa’ah, Al-‘Alamah Ash-Sughra, Wal-Wustha, Wal-Kubra.” Karangan Mahir Ahmad As-Sufi).
[/tab]
[/tabgroup]

*Disclaimer: 
Informasi dalam website ini disediakan hanya untuk tujuan informasi umum, bukan saran keuangan atau investasi. Pembaca bertanggung jawab sepenuhnya atas tindakan mereka. Selalu lakukan riset mandiri sebelum membuat keputusan terkait keuangan Anda.

Komentar