![]() |
Vanesya Basni. Foto dok |
Pelajar asal Kecamatan Bulukumpa ini membagikan pengalamannya menyusuri kawasan yang dikenal dengan kehidupan tradisional dan nilai-nilai leluhurnya yang sangat dijaga.
"Sebagai warga Bulukumba saya sangat bangga karena budaya yang ada di Bulukumba, termasuk kawasan Tana Toa Ammatoa Kajang," ujar Vanesya kepada Beritabulukumba.com, Jumat (9/5/2025).
Ia mengaku kagum dengan kearifan lokal yang masih dilestarikan masyarakat Kajang dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu hal yang paling membekas bagi Vanesya adalah aturan ketat yang harus dipatuhi saat memasuki kawasan adat.
“Di sana itu ada beberapa aturan yang harus diperhatikan, termasuk tidak boleh lagi menggunakan android atau handphone. Terus, di Ammatoa itu harus memakai seragam serba hitam dan tidak memakai alas kaki,” jelasnya.
Kawasan Adat Ammatoa Kajang memang memiliki batas wilayah adat yang dikenal sebagai Kajang Dalam, di mana pengunjung diharuskan menanggalkan teknologi modern, mengenakan pakaian hitam polos sebagai simbol kesederhanaan, dan berjalan tanpa alas kaki sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur.
Menurut Vanesya, kunjungan ke Ammatoa menjadi pengalaman yang sangat berkesan dan membuka mata terhadap cara hidup yang sangat berbeda dari keseharian masyarakat modern.
“Banyak hal-hal yang baru pertama kali saya lihat secara nyata, termasuk rumah tanpa listrik dan kehidupan yang kembali seperti ke zaman dulu. Banyak juga yang unik menurut saya,” tuturnya.
Tak hanya memelihara budaya, masyarakat Kajang juga sangat menjaga kelestarian lingkungan.
“Di kawasan Ammatoa itu bersih dan sangat dijaga oleh penduduk di sana,” tambah Vanesya. ***