Bulukumba, Beritabulukumba.com – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bulukumba turun langsung mendampingi siswi SMPN 5 Bulukumba yang nyaris menjadi korban penculikan. Kunjungan ini sebagai bentuk perhatian terhadap kondisi psikologis korban pasca peristiwa yang sempat viral di media sosial.
Korban, A, siswi kelas VIII, kini mengalami trauma dan ketakutan berlebihan, terutama saat bertemu dengan orang lain. Trauma itu semakin dalam setelah diketahui bahwa pelaku penculikan adalah tetangganya sendiri.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPPKB Bulukumba, Irmayanti Asnawi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan penjangkauan ke rumah korban. Kegiatan tersebut berlangsung pada Jumat, 9 Mei 2025.
Dalam kunjungan itu, Irmayanti didampingi Kepala UPTD PPA Bulukumba, Suharti, pejabat fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat Andi Asmirani, Sry Wati Suyuti, TRC PPA Nilam, serta anggota DPRD Bulukumba dari Komisi D.
“Korban mengalami trauma, jadi kami akan memberikan layanan psikologis untuk membantu dalam mengatasi dampak trauma sehingga bisa pulih dari kesehatan mental anak,” kata Yanti, sapaan akrab Irmayanti Asnawi.
Rahman, ayah korban, membenarkan kunjungan DPPKB dan tim pendampingan.
“Sudah lakukan kunjungan dek (wartawan, red), hari ini kunjungan ke 3 kalinya,” kata Rahman.
Pasca kejadian, A belum kembali ke sekolah karena masih merasa takut bertemu orang lain.
“Belum ke sekolah setelah kejadian itu, keluar di teras rumah saja kalau tidak ditemani dia tidak mau,” tambahnya.
Sebagai informasi, A nyaris menjadi korban penculikan oleh seseorang yang menyamar sebagai utusan keluarga. Pelaku lebih dahulu menemui petugas keamanan sekolah dan mengaku dikirim oleh kerabat bernama Tante Wiwi atau Bu Rezeki.
Saat bertemu A, pelaku mengatakan bahwa ibunya sedang kritis dan dirawat di IGD RSUD Sultan Dg Radja Bulukumba. Karena panik, A mengikuti pelaku dengan sepeda motor.
Namun, alih-alih menuju rumah sakit, A justru diajak berkeliling dan diminta pulang mengambil barang berharga seperti emas dan ATM milik orang tuanya. A yang curiga terus memaksa pelaku menuju rumah sakit.
Setiba di depan RSUD, A memberanikan diri melompat dari motor dan berlari masuk ke ruang IGD. Sementara pelaku kabur meninggalkan lokasi. (*)